Pages

Dongkrak APBD 2013

DPRD Tapteng mengapresiasi kerja keras Bupati dan jajarannya dalam mendongkrak peningkatan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Di mana APBD Tapteng TA 2013 naik sekitar 14,67 persen atau menjadi Rp809,51 miliar. Bahkan, sekitar Rp200 miliar di antaranya untuk pembangunan fisik.

KPU Tapteng Beri Kesempatan 16 Parpol Perbaiki Berkas

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tapanuli Tengah memberikan kesempatan kepada 16 partai politik di daerah itu untuk melengkapi kekurangan berkas persyaratan untuk lolos sebagai peserta pemilu di daerah dari tanggal 27 November-3 Desember 2012.

10 Kelompok Nelayan Dapat Bantuan Rp1 Miliar

Pemko Sibolga melalui Dinas Kelautan, Peternakan dan Perikanan (DKKP), mengucurkan dana bantuan sebesar Rp1 miliar untuk nelayan. Dana dari Program Pengembangan Usaha Minat Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap KKP RI itu diserahkan kepada 10 kelompok nelayan.

Berikan Bingkisan Pada Bayi Kembar

Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Delmeria H Syarfi Hutauruk bersama rombongan memberikan bingkisan kepada orang tua bayi kembar empat pasangan Herman Druhu dan Karianti Laia, rabu (28/11) di RSU Sibolga. “Pemberian bingkisan ini sebagai bentuk kepedulian Tim Penggerak PKK Kota Sibolga menjelang perayaan Natal TP PKK Sibolga yang akan di gelar,” kata Ketua TP PKK Kota Sibolga Ny Delmeria Syarfi Hutauruk.

Keluarga Curigai Oknum RS Pembunuh Wanda

Setelah terbukti dibunuh, pihak keluarga Wanda alias Sri Rahayu alias Nur Ainun br Panjaitan, angkat bicara terhadap kecurigaan mereka kepada seseorang. Menurut keluarga, oknum RS adalah orang yang layak dicurigai sebagai pelaku pembunuh janda cantik itu.

Jumat, 11 November 2011

80 Persen Anggota DPRD Asal PPRN se-Sumut Akan Direcall


Anggota Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Sumut, dipastikan akan direcall. Ketua DPW PPRN Sumut, Pustaha Nurdin kepada wartawan, Senin (31/10) menyatakan, akan dilakukan recall besar-besaran di tubuh PPRN Sumut.

Pe-recall-an sebanyak 80 persen anggota DPW PPRN, dan termasuk pula anggota DPRD Sumut dari PPRN, menurut Pustaha Nurdin, diperkuat dengan adanya fatwa Mahkamah Agung tanggal 25 Oktober 2011, dimana dalam fatwa itu memerintahkan Menteri Hukum dan HAM RI untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan mensahkan hasil Munas I PPRN dengan Ketua Umum, Rochim. Jadi dalam putusan itu juga ditetapkan bahwa apa yang ditandatangani oleh Amelia Ahmad Yani adalah ilegal.

Berdasarkan ketetapan itu, tambah Pustaha Nurdin, DPW akan melakukan recall kepada anggota dewan asal PPRN se-Sumut untuk beberapa daerah. “Tidak semua anggota DPRD se-Sumut yang direcall. Namun kisarannya mencapai 80 persen, termasuk Medan,” ujarnya.

Pustaha menyebutkan, beberapa Anggota DPRD yang direcall yakni berasal dari Humbang Hasundutan (Humbahas), Serdang Bedagai (Sergai), Labuhan Batu, Medan, Toba Samosir (Tobasa), Padang Lawas Utara (Paluta), Sibolga, Simalungun, Nias dan beberapa daerah lainnya. “Nama-namanya sudah ada. Namun kita nggak bisa sebut sekarang, nanti seiring berjalannya proses itu. Dalam waktu dekat inilah,” ungkapnya.

Terkait fatwa MA tersebut, Pustaha Nurdin kembali mengungkapkan, kepengurusan DPP PPRN pada akhirnya menurut hukum adalah dipimpin oleh Ketua Umum (Ketum) Rochim, Sekjen Joller Sitorus dengan dasar Munas 1 PPRN pada 19-20 Maret 2011 lalu. (Sumut Pos)

Selasa, 07 Juni 2011

Dinilai Tak Mampu Sumbang PAD Dirut PDAM Mual Nauli Tapteng Didesak Copot

Dirut PDAM Mual Nauli didesak copot. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tapteng yang dipimpin Ir Joston Lubis, ini dinilai tak mampu mendatangkan PAD.

Desakan itu disampaikan Ketua Forum Lampu Merah (FLM) Tapteng Abdul Rahman Sibuea, kepada METRO di Pandan, Minggu (5/6). Menurut dia, pelayanan PDAM juga tidak maksimal. Padahal setiap tahun, kata dia, PDAM Mual Nauli selalu dsubsidi APBD Tapteng. “Atas dasar itu, sudah sepantasnya Bupati Tapteng mengganti pimpinan PDAM Mual Nauli, karena jelas tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,” kata Abdul.

“Kami dari Forum Lampu Merah meminta Bupati Tapteng untuk segera mengganti Direktur PDAM Mual Nauli karena tidak mampu mengembangkan perusahaan tersebut, malah menjadi beban bagi anggaran APBD Tapteng setiap tahunnya,” ulang Abdul.

Masih kata Abdul, setahu mereka, masa jabatan Ir Joston Lubis sebagai Direktur di BUMD Tapteng ini sebenarnya sudah berakhir sejak tahun 2009 lalu.

Dia mengatakan, selain mengganti pimpinan PDAM Mual Nauli, Bupati Tapteng juga diminta untuk melakukan audit intern terhadap perusahaan tersebut. Karena disinyalir, anggaran yang selama ini diberikan, tidak digunakan sebagai mana mestinya. “Kalau bupati tidak mampu melakukan audit intern terhadap PDAM Mual Nauli, sebaiknya pemeriksanaan anggaran diserahkan kepada aparat terkait. Karena kami menduga, banyak anggaran yang diselewengkan oleh oknum Direktur PDAM tersebut selama ini. Buktinya, dari anggaran yang rata-rata lebih dari Rp350 juta per tahunnya, tak satupun yang bisa dibuktikan manfaatnya bagi masyarakat,” tuturnya.

Abdul menambahkan, yang paling mirisnya adalah keluhan-keluhan dari para pegawai di PDAM Mual Nauli yang mengaku seringkali tidak menerima gaji, bahkan sampai berbulan-bulan. “Sekarang saja, kami mendapat informasi bahwa para pegawai di PDAM itu sudah lebih dari 3 bulan belum menerima gaji. Ini kan sudah tidak benar dan kuat dugaan kami bahwa ada penyelewengan anggaran di perusahaan ini. Makanya jika diperhatikan setiap hari, tak ada aktivitas apapun di kantor PDAM ini. Pagawainya pun hanya 2 sampai 3 orang saja yang mau masuk kantor. Atau kalau memang tidak bermanfaat, lebih baik PDAM Mual Nauli ini dibubarkan saja, daripada menjadi beban yang berkepanjangan,” kritik Abdul.

Sementara itu, Direktur PDAM Mual NauliIr Joston Lubis yang coba dikonfirmasi METRO melalui ponselnya, Minggu (5/6), tidak berhasil. (metrosiantar.com)

21.948 Warga Diusul Peroleh Jamkesmas

Sebanyak 21.948 warga Sibolga diusulkan agar memeroleh pelayanan kesehatan dengan menggunakan biaya dari Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Depkes Pusat.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara anggota DPRD Sibolga dengan Dinas Kesehatan, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sibolga, Dinas Sosial, PT Askes Sibolga dan Lurah se-Kota Sibolga, baru-baru ini.

Ketua Komisi III DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumori, di kesempatan itu mengungkapkan keprihatinannya dengan masih banyaknya warga Sibolga yang tidak bisa menggunakan biaya perobatan dari Program Jamkesmas. “Yang perlu disikapi adalah warga Sibolga yang seharusnya mendapat akses kesehatan. Namun tidak tidak memiliki kartu Kartu Jamkesmas dan tidak masuk dalam data base. Padahal, secara nyata dan fisik dia memang miskin dan hal inilah yang masih terjadi hingga saat ini,” ujar Jamil.

Menurut Jamil, masalahnya selama ini masih ada terdapat warga miskin tidak memiliki kartu jaminan kesehatan yang perlu mendapat pertolongan karena menderita sakit yang cukup parah. “Untuk itu, harapan kita kepada camat dan lurah untuk benar-benar memonitor warga di wilayahnya karena pengalaman sebelumnya masih ada gakin yang belum tersentuh jaminan kesehatan,” harapnya.

Warga miskin yang dijamin kesehatannya melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), sambung Jamil, diperkirakan bisa melebihi jumlah penduduk miskin tahun 2011 yang hanya untuk 21.948 jiwa.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan kota Sibolga M Yusuf Batubara, di kesempatan itu, mengungkapkan, masyarakat miskin yang diusulkan menjadi peserta Jamkesmas tahun 2011 untuk Kota Sibolga masih tetap berdasarkan data sebelum tahun 2008, yakni sebanyak 21.948 jiwa. Sedangkan pendataan yang dilakukan BPS pada tahun 2008 penduduk miskin di Sibolga berkurang menjadi 20.122. “Namun data kepesertaan Jamkesmas Kemenkes RI tahun 2011 untuk warga Sibolga masih tercatat sebanyak 21.948 seperti data sebelum tahun 2008. Sehingga kekurangan peserta Jamkesmas tahun 2011 untuk kota Sibolga sebanyak 1826 jiwa dan hal inilah yang perlu dilakukan pendataan oleh perangkat Kecamatan dan kelurahan untuk menutupi jumlah kuota tersebut,” terangnya. (metrosiantar.com)

Sopar Siburian, Anggota DPRD Sumut Janji Dongkrak Anggaran Tapteng

Tidak lupa kacang dengan kulitnya. Setidaknya itulah kata bijak yang ingin Sopar Siburian buktikan untuk konstituennya di wilayah Sibolga-Tapteng. Anggota DPRD Sumut dari Demokrat ini berjanji mendongkrak anggaran pembangunan untuk Tapteng lebih besar lagi di tahun 2012.

“Tahun ini saja, Sopar berhasil menggolkan anggaran pembangunan untuk Tapteng sebesar Rp8,1 miliar. Tahun 2012, lebih besar lagi,” ujar Sopar Siburian, usai menerima ulos dari Punguan Simatupang Boru Bere Tapteng-Sibolga, di Wisma Artha Gabe, Sibuluan, Kecamatan Pandan, Tapeng, baru-baru ini. Pemberian ulos sebagai bentuk kasih dari Punguan Simatupang Boru Bere di Tapteng-Sibolga.

Sopar terharu. Dia menyatakan pemberian ulos dan doa merupakan dukungan. “Jujur saja, saya kaget diberi ulos ini, karena kehadiran saya ke sini untuk menghadiri pesta pernikahan familli saya Jones Siburian, dan Evi br Panggabean. Tidak saya sangka, rupanya punguan Simatupang Sibolga-Tapteng Boru Bere berkumpul semua di pesta ini, dan mangulosi saya,” ujar Sopar.

“Sungguh luar biasa dukungan dan perhatian yang diberikan oleh dongan tubuku (saudara, red) di Sibolga-Tapteng ini. Apalagi bisa bersatu dalam punguan ini, kami keturunan Simatupang yang beragama Kristen dan Muslim. Sekali lagi saya merasa bangga dan beterima-kasih atas dukungan ini,” katanya.

Dikatakan Sopar, kekompakan dan persatuan Pomparan Simatupang boru-bere di Sibolga-Tapteng ini, sudah menjadi modal pemerintah Tapteng untuk menggalang persatuan dan persaudaran di Tapteng ini. “Saya yakin, punguan Marga Simatupang di kedua daerah ini siap bekerjasama dengan pemerintah meningkatkan pembangunan di daerah tersebut. Sekali lagi, atas nama pribadi dan keluarga, saya mengucapkan terima kasih kepada punguan dan Pengurus Marga Simatupang di Sibolga-Tapteng ini, yang memiliki perhatian lebih terhadap saya. Kiranya perhatian ini menjadi semangat untuk tetap berjuang sebagai parhobas (pelayan) masyarakat,” tandasnya.

Ketua Umum Simatupang Boru-Bere Tapteng-Sibolga Saur M Siburian SE menyampaikan kebanggaannya atas perhatian dan juga perjuangan Sopar. Ia tidak lupa dengan daerah pemilihannya, dan selalu berjuang untuk menggolkan anggaran pembangunan. “Doa kita, kiranya beliau tetap setia seperti sekarang ini, selalu ingat dengan daerah pemilihannya dan juga membantu konstituennya,” sebut Saur.

Saur juga mengatakan, jumlah pomparan punguan Simatupang ternyata sudah cukup banyak, yakni sekitar 1.500 KK di Sibolga-Tapteng. “Saya yakin dengan modal kebersamaan seperti ini maka punguan Simatupang di Kabupaten Tapteng ini akan sukses dan berjalan lancar. Modal ini juga akan kami gunakan untuk mendukung dan menggolkan dongan tubu kami Sopar Siburian untuk berkarya lebih besar lagi di tingkat yang lebih tinggi. Kami yakin, pak Sopar ini bisa menjadi Wakil Gubernur Sumatera Utara,” ungkap Saur. (metrosiantar.com)

Pantai Pandan di Hari Libur Harga Makanan Berlipat

Pantai Pandan, salahsatu tujuan wisata favorit di Tapteng. Setiap hari libur wisatawan lokal maupun luar daerah membludak. Tapi sayang, harga makanan dan minuman di lokasi itu berlipat-lipat. Pengunjung tentu saja mengeluh.

Di awal Juni ini, 4 hari libur berturut-turut, Kamis-Minggu (2-5/6). Selama empat hari itu, Pantai Pandan tidak pernah sepi pengujung. Pedagang pun sepertinya tak ingin menyia-yiakan kesempatan itu.

Tidak warung berderet di sepanjang garis pantai berharap rejeki dari pengunjung. Beragam makanan dan minuman disajikan.

Di sana, ada Herman, Atik Tambunan, dan, Erwin. Ketiganya pedagang. Masing-masing ada yang menjual misop, bakso, dan, sate. “Liburan kali ini memang membawa berkah bagi kami. Omzet kami cukup meningkat dari hari libur biasa. Selama 4 hari ini, kami mampu memeroleh laba bersih sekitar Rp1,5 juta,” ujar Herman, dan diamini rekannya Atik Tambunan dan Erwin, kepada METRO, Minggu (5/6).

Sangkin senangnya, mereka malah berharap agar pemerintah sering-sering membuat kebijakan hari libur, meski tidak hari besar. Katakanlah ‘hari kejepit’. “Kalau liburnya banyak, mudah-mudahan pengunjung rame. Rezeki pun lumayan,” seloro Herman.

Rasa senang para pedagang, ternyata berbanding terbalik dengan pendapat pengunjung. Mereka justru mengeluh karena harga-harga makanan dan minuman di lokasi itu kelewat mahal. Menurut mereka, harga makanan dan minuman yang ditawarkan melampaui batas wajar.

Devi br Nasution, Harianto Daulay, dan Esti br Harahap, ketiganya pengunjung mengaku dari Padangsidimpuan, kepada METRO, mengaku senang bisa menikmati panorama pantai Pandan. Namun ketiganya sangat mengeluh terhadap pelayanan para pedagang. “Terutama soal harga,” ketus Devi.

Devi dan kedua rekannya merasa kurang nyaman, karena mahalnya harga makanan dan minuman di lokasi itu. “Harga makanan dan minuman ringan di sini jauh lebih mahal dibanding harga di pasaran. Bayangkan saja, air mineral ukuran sedang yang biasanya dijual Rp2 ribu per botol, di sini dijual Rp5 ribu. Naik 150 persen. Demikian juga harga minuman botolan lainnya. Belum lagi makanan ringan, seperti kacang yang di pasaran biasanya Rp500 per bungkus, di sini dijual sampai Rp1.500 per bungkus. Harga misop, bakso, dan, sate, juga begitu, mencapai Rp10 ribu per porsi. Itu kan tidak normal,” keluh Devi.

Ia menyebutkan, mereka sadar para pedagang tentu ingin mengambil keuntungan pada musim liburan yang hanya beberapa kali setahun ini. “Tapi yang wajar lah,” katanya.

Menurut dia, yang wajar itu semisal harga biasanya Rp2 ribu kemudian naik menjadi Rp3 ribu. Itu masih wajar. “Berbeda halnya jika di rumah makan atau restauran di sekitar pantai, mungkin harga ini masih bisa ditolerir karena modal mereka memang besar,” tukas Devi.

Devi dan kedua rekannya menyebutkan, mahalnya harga makanan dan minuman di Pantai Pandan dapat menimbulkan efek jera para wisatawan untuk kembali datang ke Pantai Pandan. Atau paling tidak, para wisatawan akan jera untuk berbelanja makanan di Pantai Pandan jika mereka kembali datang untuk berlibur. “Kalau harganya mahal seperti sekarang, mungkin kalau kami datang lagi kemari, lebih baik kami membeli dan mempersiapkan makanan dan minuman dari luar saja, karena jauh lebih murah. Kalau semua pengunjung berpendapat seperti kami, bagaimana nanti nasib para pedagang ini, tentu mereka akan rugi karena tak ada lagi pengunjung yang mau membeli. Makanya kami menyarankan kepada para pedagang, agar menjual makanan, dan minuman dengan harga yang tidak terlampau mahal,” saran Devi.

Pada kesempatan itu, Devi juga berharap peranan pemerintah setempat untuk mengatasi lonjakan harga-harga makanan dan minuman di lokasi itu. “Ini penting untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung,” ujar Devi mengakhiri. (metrosiantar.com)

Rabu, 25 Mei 2011

Tanggap Bencana, Sibolga Bentuk BPBD

Tahun ini, Pemko Sibolga akan membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Saat ini, pemko tengah menggodok regulasi yang mengatur tentang penanggulangan bencana alam dan ditargetkan sudah rampung September 2011.

“Pada Juni nanti, kita akan mengusulkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang pembentukan BPBD Sibolga ke lembaga Legislatif (DPRD), guna mendapat pembahasan dan pengesahan. Lalu pada September 2011, diharapkan BPBD Sibolga tersebut sudah terbentuk,” ujar Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk, kepada METRO, di gedung DPRD Sibolga, usai mengikuti simulasi penanggulangan gempa bumi berkekuatan 8,9 SR, Senin (23/5).

Menurut wali kota, dalam ranperda itu seluruh program kerjanya akan diatur termasuk sumber pendanaan yang diperlukan BPBD Sibolga, sehingga tupoksinya berjalan sebagaimana diharapkan. “Seperti dalam sambutan tadi, kita juga mengharapkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Hawai melalui rombongan tentara Amerika Serikat yang hadir. Kita juga menawarkan usulan, kiranya Kota Sibolga dan Kota Hawai dapat bekerja sama menjadi kota kembar, terutama dalam penanganan musibah bencana alam. Sebagaimana diketahui, keberadaan Hawai dan Sibolga sama-sama di bibir pantai,” tutur wali kota.

Sebelumnya, Danrem 023/KS Kolonel Arh Heboh Susanto, saat memandu acara yang dihadiri tentara Amerika Serikat Kolonel Hezz, beserta lima personel anggotanya, Ketua DPRD Sibolga Syahlul Umur Situmeang, pimpinan dan anggota dewan, unsur Muspida plus, pimpinan perbankan, pimpinan SKPD, BUMN, BUMD, Camat dan Lurah se-Kota Sibolga, berkesempatan menyampaikan ekspos tentang konsepsi TNI dalam penanggulangan bencana alam.

Danrem 023/KS Kolonel Heboh Susanto membeberkan, sejumlah program yang akan dilakukan sebelum terjadinya bencana maupun tata cara penanganan serta tindakan koordinasi yang harus dilakukan setelah terjadinya bencana. Menurut Danrem, pelaksanaan simulasi penanggulangan bencana alam tersebut didasari beberapa faktor, di antaranya kurangnya respon spontan, belum adanya manajemen penanggulangan bencana. “Kepulauan Indonesia boleh dibilang sebagai daerah yang rentan dengan bencana alam, ditandai begitu banyaknya gunung berapi yang masih aktif. Maka itu, sangat diperlukan sebuah koordinasi yang melibatkan semua institusi yang dipimpin oleh masing-masing pimpinan pemerintahan di daerah,” tuturnya.

Sementara, Tentara Amerika Serikat Kolonel Hezz pada kesempatan itu mengungkapkan, bencana alam itu tidak mengenal golongan maupun status sosial seseorang. Tetapi bencana alam itu bisa melukai semua orang. Maka itu kegiatan simulasi seperti yang dilakukan TNI bersama jajaran Pemerintah Kota Sibolga ini sangat diperlukan dalam rangka memberikan pembelajaran kepada masyarakat, tindakan apa yang harus dilakukan, jika suatu saat terjadi bencana yang tidak diinginkan.

Ketua DPRD Sibolga Syahlul Umur Situmeang yang ditemui, usai kegiatan tersebut mengaku, pihaknya juga turut mendesak pemerintah daerah untuk membentuk BPBD yang bertugas menangani penanggulangan bencana alam. “Jika usulan Raperda itu sudah diserahkan ke DPRD, kita akan langsung membahas dan mempercepat pengesahannyan karena pembentukan BPBD ini sangat mutlak diperlukan, mengingat letak geografis Kota Sibolga yang berada persis di bibir Samudera Hindia. Ini sangat rentan terjadinya bencana, walaupun kita semua tidak menginginkan bencana itu terjadi,” ujar politisi partai Golkar itu. (metrosiantar.com)

Wakil Ketua DPRD Taput Ajak Tapteng-Sibolga Gabung ke Protap

Wakil Ketua DPRD Taput, Ir Ottoniyer MP Simanjuntak, mengajak Kabupaten Tapteng dan Sibolga, agar bergabung ke wilayah pemekaran Protap, yang saat ini sedang menunggu persetujuan pemerintah pusat. Dua kabupaten itu dinilai memiliki peranan strategis dalam pengembangan sekaligus peningkatan bidang ekonomi dan jasa, sebab berada persis di pinggir pantai. “Kedua daerah ini hendaknya punya persepsi yang sama terhadap pengembangan dan peningkatan kesejahteraan di wilayah Tapanuli. Pandangan saya, dari kultur budaya dan sejarah harusnya mereka bergabung ke Protap. Kalaupun ada dilansir di media yang menyebut DPRD Sibolga menolak masuk ke Protap, saya pikir itu hal yang wajar disampaikan, ketika dalam kapasitas mereka sebagai resprentasi dari partai politik dan wakil rakyat. Tetapi saya yakin, secara keseluruhan masih banyak rakyat di kedua daerah ini mau bergabung untuk bersama-sama di wilayah Protap,” terang Ottoniyer, Selasa (24/5) di Tarutung.
Politisi PDIP ini juga mengatakan, terlepas dari kultur dan sejarah di atas, pembentukan Protap bukan untuk membuat sekat-sekat yang menghapus pluralitas. Sendi-sendi kehidupan bermasyarakat yang terjadi selama ini sudah terbiasa dengan kemajemukan.
Soal ibukota provinsi, Ketua PDIP Taput ini menilai, kalau Tapteng dan Sibolga, dilihat dari kondisi saat ini, layak dilirik menjadi ibukota provinsi, sebab didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang sudah memadai. Akan tetapi, rencana jangka panjang, terutama pengembangan wilayah ibukota yang termuat dalam rencana umum tata ruang (RUTR), daerah yang paling mungkin untuk dikembangkan menjadi ibukota provinsi adalah wilayah Tapanuli Utara.
Satu lagi alasan yang paling mendasar adalah, sambungnya, beberapa kabupaten seperti Samosir, Humbang Hasundutan, Toba Samosir tentu akan sangat jauh menjangkau Sibolga. Padahal, salah satu keinginan dilakukannya pemekaran agar lebih mendekatkan birokrasi.
”Pertimbangan yang demikian tentunya dapat dipahami semua pihak. Jadi persepsinya bukan soal tarik menarik kepentingan. Kita berharap tim pengkaji ibukota, akan bekerja secara komprehensif dalam menentukan ibukota Provinsi Tapanuli,” pungkas Otto. (metrosiantar.com)

Jumat, 25 Maret 2011

Rencana Pembangunan Perumahan Nelayan

HNSI Berharap Diikutsertakan

HNSI berharap diikutsertakan terkait rencana pemerintah untuk pembangunan perumahan nelayan di Sibolga-Tapteng.

Sekretaris DPD HNSI Tapteng Almajun Daulay, didampingi Ketua PAC HNSI Kecamatan Sarudik Rindu Hutabarat, METRO, Kamis (24/3), program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut adalah sebuah konsep brilian. ”Kami sudah lama menunggu-nunggunya,” kata Almajun Daulay.

Ia berharap agar program tersebut segera direalisasikan. “Kebanyakan nelayan saat ini masih bermukim di rumah-rumah tak layak huni. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad,” ujarnya.

Dalam proses pembangunannya nanti, sambung Almajun, hendaknya pemerintah melibatkan dan mengikut-sertakan HNSI sebagai organisasi resmi kaum nelayan. “Kami sebagai organisasi yang menaungi nelayan, kami berharap dilibatkan. Tujuannya agar dapat memastikan proses pembangunannya seoptimal mungkin sesuai aspirasi nelayan. Kemudian untuk memastikan agar masyarakat yang mendapat perumahan itu nantinya benar-benar nelayan, bukan yang lain,” kata Almajun.

Almajun menambahkan, hal yang sama juga semestinya berlaku juga bagi kapal perikanan yang baru saja diserahkan Menteri Kelautan kepada Pemkab Tapteng yang diterima secara simbolis oleh Bupati Tapteng. “Kami berharap kapal bantuan yang baru saja diserahkan Menteri Kelautan kepada Bupati Tapteng, dapat dipergunakan semestinya, yakni untuk kelautan dan perikanan. Jangan nantinya kapal itu dijadikan sebagai kapal pariwisata atau lain-lain yang berbeda fungsinya. Kalau boleh, kapal bantuan ini nantinya juga bisa dipakai HNSI Tapteng sebagai kapal operasional bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Tapteng,” pungkasnya mengakhiri. (metrosiantar.com)

DPRD Didesak Rekomendasikan Bupati Terpilih

Sejumlah warga Tapteng mendesak agar DPRD Tapteng segera merekomendasikan pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Raja Bonaran Situmeang SH MHum-H Syukran Jamilan Tanjung SE (BOSUR) agar dapat diajukan ke Gubernur Sumut untuk diteruskan ke Departemen Dalam Negeri. Hal ini sesuai mekanisme dan tahapan ketentuan serta peraturan yang berlaku supaya pasangan BOSUR segera dilantik.

“Kita dari unsur pemuda di Tapteng sangat berharap agar hal ini segera menjadi perhatian anggota DPRD Tapteng. Sebab hal ini dimaksudkan agar menghindari adanya tudingan dan dugaan masyarakat atas lambannya kinerja DPRD Tapteng untuk merekomendasikannya,” ujar Jhon Siahaan (35), salah seorang tokoh pemuda di kecamatan Sarudik didampingi beberapa pemuda Sarudik lainnya seperti Wahyu Silitonga, Ramses Nainggolan, dan Charles Siahaan, Jumat (26/4) di Tapteng.

Menurut Jhon, sesuai dengan mekanisme dan tahapan Pemilukada yang berlaku sesuai jadwal, agar DPRD Tapteng segera merekomendasikan penetapan yang telah dikirimkan pihak KPUD Tapteng atas terpilihnya Bonaran-Syukran pada penetapan pasangan Bupati terpilih pada 18 Maret lalu. ”Kita sangat berharap pihak DPRD Tapteng agar segera menyahuti aspirasi masyarakat Tapteng yang telah memenangkan pasangan BOSUR pada pesta demokrasi yang lalu. Karena, seandainya pihak DPRD Tapteng tak segera merekomendasikannya, bisa nanti adanya keraguan dan kekurang percayaan dari masyarakat terhadap lembaga yang merupakan wakil rakyat di Tapteng itu,” tukasnya.

Jhon menyarankan sebaiknya pihak DPRD Tapteng harus mendukung atas terselenggaranya proses Pemilukada yang benar-benar merupakan “suara hati nurani rakyat” yang telah terlaksana dengan aman dan kondusif, sehingga dapat menjadi contoh dalam penyelanggaraan Pemilukada di daerah lainnya.

Secara terpisah, Abdul Azis Hutauruk tokoh pemuda di Kecamatan Sorkam Barat menyatakan hal senada.

Sementara Sekretaris DPRD Tapteng, Ir Ari Sutrisno yang dihubungi via seluler membenarkan telah adanya surat dari KPUD Tapteng yang ditujukan ke DPRD yang isinya tentang pengajuan permohonan rekomendasi dari DPRD Tapteng atas penetapan pasangan Bupati terpilih BOSUR. ”Saya telah menyampaikan surat tersebut kepada Ketua DPRD Tapteng, namun saya kurang tahu bagaimana tindak lanjutnya. Tugas saya sebagai sekretaris hanya melanjutkan surat yang masuk serta ke luar di DPRD Tapteng. Begitupun, nanti akan saya hubungi lagi Ketua DPRD Tapteng,” tandas Ari yang mengaku sedang berada di kota Makasar Sulawesi Selatan menjalankan tugas. (metrosiantar.com)

Albiner dan Dina Diisukan ‘Berkoalisi’

Isu seputar Pemilukada Tapteng hingga kini masih menjadi topik pembicaraan masyarakat Tapteng di mana-mana. Apalagi diketahui bersama saat ini pasangan Albiner Sitompul-Dr Steven Simanungkalit serta pasangan Dina Riana Samosir-Drs Hikmal Batubara masih sedang melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Perbincangan masyarakat bertambah hangat setelah adanya beredar isu melalui pesan singkat SMS dan dari mulut ke mulut yang menyatakan saat ini pasangan Albiner-Dr Steven sudah melakukan koalisi dengan pasangan Dina-Hikmal agar tuntutan mereka di MK yakni menuntut Pemilukada diulang dapat tercapai. Bahkan isu tersebut juga menyebutkan bahwasanya seluruh biaya Albiner-Dr Steven di MK adalah tanggungan dari Dina-Hikmal.

Ketua Tim Pemenangan Albiner Sitompul-Dr Steven PB Simanungkalit, H Abdul Basir Batubara SH kepada METRO, Jumat (25/3) mengatakan, pihaknya mengakui adanya isu yang beredar tersebut di kalangan masyarakat, khususnya di kantong-kantong suara pendukung Albiner-Dr Steven. Namun pihaknya membantah seluruh isu yang beredar melalui SMS maupun dari mulut ke mulut ini.

“Kami memang sudah mendengar isu itu. Yang paling kejamnya, isu yang merebak dari mulut ke mulut juga melalui SMS ini pun mengatakan bahwasanya seluruh biaya gugatan kami ke MK adalah pemberian Dina-Hikmal yang bermaksud menggagalkan kemenangan BOSUR. Saya selaku Ketua Tim Pemenangan Albiner-Dr Steven sudah puluhan kali mendapatkan pertanyaan terkait hal ini dari pendukung kami. Dan jawaban saya hanya satu, itu tidak benar. Isu itu sengaja dikembangkan oleh pihak-pihak yang mungkin tidak senang jika gugatan kami dimenangkan MK dan orang-orang yang ingin melemahkan semangat perjuangan kami menuntut keadilan hukum,” tegasnya.

H Abdul Basir Batubara SH mengatakan, hingga kini pihaknya tak pernah sekalipun dan tak akan pernah memiliki keinginan untuk melakukan pertemuan, apalagi pembicaraan mengenai koalisi dengan pihak manapun, termasuk pasangan Dina-Hikmal.

“Perjuangan kami murni untuk memperjuangkan pasangan Albiner-Dr Steven yang sudah dikebiri haknya oleh KPU Tapteng dengan tidak meloloskan pasangan yang kami usung sebagai peserta Pemilukada Tapteng. Kalau ada yang menyatakan ini sengaja kami lakukan karena diminta oleh pasangan Dina-Hikmal agar Pemilukada Tapteng diulang disebabkan karena mereka tidak menyukai kemenangan BOSUR, itu salah besar. Ingat, kami sudah memperjuangkan hal ini sejak pertama kali pasangan Albiner-Dr Steven digagalkan KPU, atau jauh sebelum pemenang Pemilukada Tapteng versi KPU diumumkan,” tukasnya bernada kesal.

Sementara kubu Dina-Hikmal yang dikonfirmasi METRO, Jumat (25/3) dikantornya, juga membantah seluruh isu yang menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koalisi dengan kubu Albiner-Dr Steven demi memuluskan tujuan mereka yang ingin agar Pemilukada Tapteng diulang.

“Itu sama sekali tidak benar. Kami tidak pernah menjalin koalisi dengan pasangan Albiner-Dr Steven atau pihak manapun. Kami tidak pernah mengajak atau melarang pasangan lain untuk mengajukan gugatan ke MK, kalau ternyata Albiner-Dr Steven juga menuntut, itu hak mereka. Apalagi materi gugatan kami dengan mereka kan sangat berbeda. Jadi tidak mungkinlah itu. Itu hanya isu yang sengaja dikembangkan oleh pihak-pihak yang mungkin merasa keberatan jika nantinya tuntutan kami dipenuhi,” pungkas Humas Tim Pemenangan Dina-Hikmal, Yudi Nasution mengakhiri.(metrosiantar.com)

Terkait Bonaran akan Buat Terobosan Pemekaran

IPBR: Kami Butuh Bukti Bukan Janji

Melihat banyaknya komentar langsung dari kalangan masyarakat tentang pemekaran Kabupten Tapanuli Tengah dipandang positif serta disambut baik oleh Ikatan Pemuda Barus Raya (IPBR).

“Kami sangat menyambut baik respon masyarakat Tapteng dan Bupati Terpilih Bonaran Situmeang yang menyatakan bersedia mengabulkan aspirasi tersebut kalau memang itu menjadi aspirasi langsung dari rakyat.

Dan keinginan untuk memekarkan Kabupaten Tapteng ini bukan baru sekarang dikumandangkan, tapi jauh sebelumnya, tepatnya pada tahun 2002 lalu. Maksut itu sudah disampaikan melalui deklarasi pembentukan Kabupaten Barus Raya di Lapangan Merdeka Barus yang dihadiri puluhan ribu masyarakat,” ujar Ketua IPBR Majuddin Bondar SHI didampingi Sekretarisnya Sufriansyah Pasaribu SPdI kepada METRO di Pandan, Jumat (25/3) menanggapi permintaan pemekaran Tapteng.



Jadi, menurut mereka berdua, kalaulah dikembalikan kepada rakyat, apakah ingin pemekaran? Hal itu jelas merupakan keinginan masyarakat Tapteng. Dan melihat dari administrasi, teknis dan fisik wilayah Kabupaten Tapteng sudah selayaknya dimekarkan.

“Sebelumnya juga sudah pernah dilakukan audiensi langsung ke DPRD Kabupaten Tapteng yang dihadiri para pengurus IPBR dan diterima Ketua DPRD bersama Ketua Komisi A, pada tahun 2008 lalu. Dan lebih kongkritnya, sesuai dengan PP No 78 tahun 2007, Kabupaten Tapteng sudah sangat layak dimekarkan,” jelas mereka.

Disamping itu, lanjut mereka, dari kenyataan yang ada dan jika dilihat dengan kasat mata, sungguh sangat timpang pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat di beberapa Kecamatan yang di Kabupaten Tapteng, terhitung mulai dari Sorkam sampai Manduamas. Juga terkait fasilitas umum seperti jalan, pengadaan air bersih, irigasi untuk persawahan penduduk, warga yang sakit harus berangkat menuju Pandan akibat tidak adanya rumah sakit umum.

“Sebagai bukti timpangnya pembangunan yang dirasakan, misalnya kalau sempat ada kebakaran di daerah Mandumas, maka bisa dipastikan rumah habis terbakar dulu, barulah tim pemadam kebarannya sampai di lokasi akibat jauhnya jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten menuju daerah Manduamas. Ini adalah pengamatan yang cukup sederhana dari kami, belum lagi kita bicara masalah yang lain lagi yang barangkali sangat cukup banyak yang harus dibenahi kedepan,” tukas Sufriansyah Pasaribu.

Mereka berharap kepada Bupati terpilih jangan hanya menghembuskan angin segar kepada masyakat yang sudah lama merindukan pemekaran ini. Cukuplah aspirasi ini terkubur selama ini, akibat kurang adanya perhatian terhadap kesejahteraan rakyat.

“Harapan kedepan, masyarakat Tapteng sangat membutuhkan bukti nyata dari semua janji-janji politik yang telah disampaikan pada saat kampanye beberapa waktu lalu. Kami butuh bukti bukan janji, termasuk pemekaran Kabupaten Tapteng,” ujara mereka.

Menanggapi adanya permintaan masyarakat untuk perluasan Kota Sibolga, yakni penggabungan Sarudik dan Mela ke Kota Sibolga ditanggapi dingin IPBR. Mereka menyatakan target utama adalah pemekaran Kabupaten Tapteng. (metrosiantar.com)

Kamis, 24 Maret 2011

Gugatan Dina & Albiner Disidangkan Hari Ini Secara Bersamaan

Mahkamah Konstitusi (MK) cepat merespon gugatan sengketa pemilukada Tapanuli Tengah (Tapteng) yang diajukan pasangan Dina Riana Samosir-Hikmal Batubara dan pasangan Albiner Sitompul-Steven Simanungkalit. Pengajuan gugatan masuk ke MK Senin (21/3), namun hari ini (25/3), perkara gugatan itu sudah mulai disidangkan.

Berdasarkan jadwal sidang yang dirilis Bagian Humas MK, gugatan kedua pasangan itu disidang bersamaan. Sidang perdana ini dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB. Gugatan pasangan Albiner-Steven dengan nomor perkara 31/PHPU.D-IX/2011, sedang Dina-Hikmal dengan nomor perkara 32/PHPU.D-IX/2011.

Menghadapi sidang perdana ini, Ketua Tim Pemenangan Albiner-Dr Steven, H Abdul Basir Batubara SH, Kamis (24/3) meminta kepada seluruh pendukung mereka untuk selalu berdoa, agar gugatan dapat diterima dan dikabulkan oleh MK. “Gugatan kami agar pasangan Albiner Sitompul-Dr Steven Simanungkalit dimasukkan kembali sebagai peserta Pemilukada Tapteng, sekaligus menuntut agar Pemilukada Tapteng kembali diulang. Walaupun banyak orang yang menyatakan bahwa gugatan kami tidak akan disidangkan di MK karena sudah dicoret KPUD ketika masih Balon Bupati, ternyata Allah masih berkehendak lain dengan memberikan kami kesempatan untuk menuntut hak politik kami di MK,” ujarnya.

Dikatakannya, dalam sidang MK, pasangan Albiner-Dr Steven akan ditemani oleh kuasa hukumnya Ikhwaluddin Simatupang SH yang selama ini dikenal sudah sering terlibat membantu para pasangan calon Kepala Daerah yang melakukan gugatan ke MK.

Namun walaupun demikian, Tim Pemenangan beserta pasangan Albiner Sitompul-Dr Steven Simanungkalit amat berharap dukungan dari seluruh tim pendukungnya yang ada di Tapteng.
“Saya selaku Ketua Tim Pemenangan menyampaikan kirim salam dari Albiner Sitompul dan Dr Steven Simanungkalit kepada seluruh pendukung dan simpatisan. Mereka juga meminta kepada seluruh pendukung untuk selalu memanjatkan doa agar gugatan yang diajukan ini dapat dikabulkan oleh MK supaya kita bisa bersama-sama kembali berjuang memenangkan kedua dalam Pemilukada,” imbaunya.

Disamping itu, Abdul Basir Batubara juga meminta kepada seluruh pendukung untuk tetap tenang dan menjaga kekondusifan Tapteng.
“Kami juga mengimbau kepada seluruh pendukung untuk tetap tenang dan menjaga sikap, jangan mau terprovokasi oleh orang-orang yang mungkin bertujuan untuk mengganggu kemurnian perjuangan kita ini. Dengan menjaga sikap sambil berdoa yang dilakukan oleh para pendukung, kami yakin perjuangan kita ini akan berakhir dengan kebahagiaan,” ujarnya.
Sebelumnya, kuasa hukum Dina-Hikmal, Roder Nababan, menjelaskan, materi gugatan kliennya antara lain menyangkut pencoretan pasangan Albiner-Steven oleh KPU Tapteng. Alasannya, gagalnya pasangan ini menjadi peserta pemilukada, berpengaruh pada komposisi perolehan suara para calon.

“Jika pasangan Albiner-Steven masuk, pasti jumlah perolehan suaranya tak segitu,” ujar Roder Nababan.

Karena materi gugatan juga terkait nasib Albiner-Steven, apakah bisa dibilang gugatan kedua pasangan ini sebenarnya ‘satu paket’? Menurut Roder ia. Alasannya, pencoretan pasangan Albiner-Steven merupakan satu rangkaian pelanggaran penyelenggaran pemilukada oleh KPU Tapteng yang dilakukan secara terstruktur dan massif.

Roder yakin, kasus pencoretan ini yang bisa menjadi dalih keharusan pemilukada Tapteng diulang, dengan menyertakan pasangan Albiner-Steven. Menurut pengacara yang sudah kerap mendampingi pasangan calon peserta pemilukada di sejumlah daerah yang menggugat ke MK ini, belakangan ini MK sudah mengalami perubahan dalam menyikapi materi gugatan.

Jika sebelumnya MK hanya menyidangkan perkara yang berkaitan dengan sengketa perolehan suara, belakangan juga menyidangkan perkara yang berkaitan dengan tahapan pemilukada. Bahkan, sudah menyidangkan materi gugatan yang berkaitan dengan pencoretan bakal calon oleh KPUD. Contoh kasusnya adalah pemilukada Kota Jayapura.

Seperti diberitakan, sudah ada dua pasangan calon yang mengajukan gugatan sengketa pemilukada Tapteng ke MK yakni Albiner -Steven dan Dina-Hikmal.

Sekedar cacatan, dalam kasus sengketa pilkada Kota Jayapura, Papua, pasangan Hendrik Worumi-Pene Ifi Kogoyo yang sebelumnya dicoret KPU setempat, akhirnya bisa ikut pemilukada seperti diputuskan MK.

Bonaran Dimbau Tepati Janji
Punguan Raja Naipospos Kabupaten Humbahas mengingatkan calon Bupati Tapteng terpilih, Raja Bonaran Situmeang agar merealisasikan semua janji-janjinya pada saat kampanye kepada masyarakat di kabupaten itu.

Pomparan Raja Naipospos, yang terdiri dari kumpulan marga Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Lumban Batu, Banjarnahor dan Lumban Gaol ini, mengharapkan agar Raja Bonaran Situmeang bersama pasangannya Syukran J Tanjung SE dapat menjadikan Kabupaten Tapteng menjadi kabupaten percontohan di kawasan Tapanuli.

”Sebagai keturunan marga Naipospos, Raja Bonaran Situmeang perlu kami ingatkan demi kebaikan dan kemjuan Tapteng. Kita tidak menginginkan kepemimpinan keturunan Raja Naipospos tidak berhasil. Walau hal ini sedikit nepotisme, tapi kami merasa ini adalah sebuah kepedulian untuk kepentingan masyarakat luas,” ujar Sekretaris Pomparan Raja Naipospos Humbahas, Lambok Situmeang SE kepada METRO, Kamis (23/3) di Doloksanggul.

Dijelaskannya, Raja Bonaran Situemang dan Syukran J Tanjung SE juga mendapat restu dan dukungan dari seluruh keterununan Raja Naipospos Humbahas. ”Pada saat pemberangkatan pasangan calon bupti/wakil bupati Tapteng ini, tanggal 16 Januari 2011 di Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, kita hadir untuk memberi restu, doa dan dukungan,” sambung Lambok.

Ia juga mengimbau, agar Raja Bonaran Situmeang merangkul seluruh elemen masyarakat dan stake holder yang ada di daerah itu untuk mewujudkan keberhasilan visi misi pembangunan yang diprogramkan. ”Sebagai kepala daerah, tentu harus memiliki visi misi program pembangunan. Untuk mencapai keberhasilan visi misi itu, beliau (Raja Bonaran Situmeang-red) harus mampu merangkul seluruh elemen yang ada,” papar Lambok.(metrosiantar.com)