Pages

Jumat, 11 Juni 2010

Mengenal Sosok Denny Siahaan, Pencipta Lagu Uju di Ngolukkon

Terinspirasi dari Sang Ayah dan Nasehat Ibu yang Sudah Tiada
Bagi orang Batak tidak asing lagi dengan lagu ‘Uju di Ngolukkon’ yang dipopulerkan artis Batak asal Kota Pandan, Tapanuli Tengah, Putri Silitonga. Lagu ini cukup memasyarakat dan hampir semua kalangan mulai dari anak-anak sampai orangtua hafal lagu ini. Dalamnya makna yang terkandung dilagu ini membuat orang Batak yang mendegarnya cukup tergugah. Di tengah melejitnya lagu itu, mungkin tidak banyak yang tahu seperti apa sosok pencipta lagu ini, dan apa yang mendasarinya hingga menuliskan lagu yang berisikan petuah ini.

Tidak dapat dipungkiri lagu ini telah menembus pasar blantika musik Batak di tanah air, dan bahkan sudah dijadikan seperti lagu wajib disetiap ada acara atau pesta orang Batak. Beranjak dari situasi itu METRO termotivasi untuk mengurai siapa sosok pencipta lagu ‘Uju di Ngolukkon’ itu.

Berikut ini hasil bincang-bincang METRO bersama Denny Siahaan sang pencipta lagu baru-baru ini di Sibolga. "Proses penciptaan lagu ini sebenarnya cukup singkat, yakni tahun 2002 lalu. Di mana Putri Silitonga saat itu masih duduk di bangku SMA kelas II di Sibolga. Pada tahun itu juga, lagu ini sudah sering dibawakan oleh Putri Silitonga pada acara pesta-pesta dan juga acara hiburan, hanya saja gaungnya masih sekitar Kota Sibolga-Tapteng," kata Denny, mengawali perbincangannya dengan METRO di salah satu kantor di Sibolga.

Menurut pria berusia 42 tahun ini, lagu tersebut tercipta karena kondisi ayahnya yang saat itu sedang sakit karena mengalami kecelakaan, dimana kaki dan tangan ayahnya patah, sehingga harus dirawat total. Dalam proses perawatan inilah muncul kejenuhan bagi mereka anak-anaknya untuk menjaga dan merawatnya, karena sang ayah harus diantar ke kamar mandi, harus disuapi makan, harus dimandikan karena kondisi tersebut. "Setiap kali kami mengeluh dan merasa jenuh merawat Ayah, Ibu selalu menasehati kami agar berbuat yang terbaik kepada orangtua, karena tidak ada lagi gunanya berbuat baik jika orangtua sudah meninggal. Jadi, disaat hidupnyalah berbuat yang terbaik kepada orangtua. Itulah selalu nasehat ibu kepada kami anak-anaknya. Dan nasehat itulah yang selalu terngiang di benak saya sehingga dengan sendirinya tercipta syair lagu Uju di Ngolukkon," ungkapnya.

Setelah lagu ini tercipta, ayah tiga anak ini pun mengajak Putri Silitonga untuk menyanyikannya. Alhasil, lagunya dapat diterima dan akrab bagi masyarakat Sibolga-Tapteng. Ketika Putri rekaman ke Jakarta, Lagu Uju di Ngolukkon yang menjadi sampel dan ternyata meledak di pasaran tahun 2006 lalu hingga saat ini.

Di tengah melejitnya lagu hasil karya Denny ini, ia pun masih menyimpan kesedihan dihatinya. Dimana sang Ibunda br Situmeang yang selalu memberikan nasehat tersebut, tidak sempat melihat dan mendegar kepopuleran lagu tersebut, karena tahun itu juga (2002), Ibunda dipanggil sang pencipta mendahului sang Ayah yang sudah sakit-sakitan. "Setiap saya mendengar lagu tersebut, saya sedih. Di dalam benakku terlintas kenapa Ibu saya tidak sempat mendengarkan lagu ini. Suksesnya lagu ini berkat nasehat orangtua saya, khususnya Ibu saya yang selalu menasehati saya. Bagimu ibu, lagu ini tercipta," sebut Denny, sembari mengusap air matanya.

Royalty Terus Mengalir

Suksesnya lagu hasil karya Denny Siahaan ini tidak membuat dirinya sombong dan di atas angin. Kepribadiannya sehari-hari tetap sama seperti dulu kala, dan itu diakui oleh teman-teman Denny. Kehidupan Denny sehari-harinya sangat sederhana, profesinya yang juga seorang jurnalis dan penyiar di radio RRI Sibolga cukup menghantar Denny untuk dikenal masyarakat luas.

Dengan suksesnya lagu buah tangan Denny, royalty yang ia terimapun terus mengalir. Bebeberapa artis Batak dan Trio turut menyanyikan lagu hasil ciptaanya itu. "Lagu ini sudah banyak dinyanyikan artis Batak, seperti Victor Hutabarat, Trio Santana, Mangaloksa Trio, Trio Century, Andy Trio, dan artis Ambon Edo Kondologit. Setiap mereka membawakan lagu ciptaan saya ini, mereka selalu permisi dan demikian juga royalty-nya turut mengalir. Bagi pencipta lagu yang tinggal di daerah seperti saya ini, sudah jauh lebih cukup royalty yang saya terima," akunya dengan rendah hati.

Segera Launching Lagu Baru

Sepertinya Denny tidak menyianyiakan kesempatan yang datang kepadanya. Di tengah meledaknya lagu Uju di Ngolukkon, Denny sudah selesai menciptakan beberapa lagu yang juga akan dibawakan oleh Putri Silitonga dialbum Putri berikutnya. "Beberapa lagu yang masih bertemakan petuah ditambah dengan lagu percintaan sudah selesai saya ciptakan, dan akan menghiasi album Putri Silitonga. Album tersebut segera di-launching. Jadi, saya belum bisa menyebutkan isi dan judulnya. Untuk itu kepada seluruh pencinta musik Batak di tanah air dan juga di luar negeri agar bersabar, saya berharap ciptaan saya ini bisa diterima oleh masyarakat luas seperti lagu yang pertama, bahkan kalau bisa melebihinya," harap pria betubuh kecil ini.

Diakhir perbincangannya, Denny pun berpesan kepada para pencipta lagu yang berada di daerah agar tidak berkecil hati jika hasil karyanya belum dihargai. Dan tidak perlu harus berangkat ke Jakarta baru bisa menjadi pencipta lagu terkenal, di desa sekalipun bisa terkenal asalkan lagu itu bisa mewakili perasaan orang banyak dan bukan pribadi. "Kalau saya mengenang masa-masa saya baru mencipta lagu, banyak kenangan pahit, karya saya banyak ditolak sama produser. Namun saya tidak menyerah dan patah semangat. Untuk itu, saya mengajak teman-teman pencipta lagu yang ada di daerah agar tetap semangat dan mari berkreasi dengan lagu. Intinya adalah kesabaran, kerendaha hati dan Berserah kepada sang Pencipta," pungkas Denny mengakhiri. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar