Pages

Sabtu, 22 Mei 2010

Direktris RSUD Pandan dr Masdiana Dolok Saribu MARS

Kritikan Keluarga Elsa Motivasi Tingkatkan Yankes

Direktris RSUD Pandan dr Masdiana Dolok Saribu MARS, mengatakan kritikan yang dilayangkan keluarga Elsa Panjaitan (5,5), korban gigitan anjing merupakan sebuah motivasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan (Yankes) di rumah sakit itu. Sekalipun diakuinya bahwa, di dalam menangani si pasien telah dilakukan sesuai prosedur di Unit Gawat Darurat (UGD).

"Namun, hendaknya kritikan yang disampaikan masyarakat itu bukan kritikan mengada-ngada, tetapi kritikan yang dapat memotivasi kami agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat yang merupakan pasien RSUD Pandan. Di mana yang dilayani manusia dan yang melayani juga manusia. Sehingga mungkin ada kesalahan dan kesilapan, namun tetap bertekad akan memberi pelayanan terbaik," kata Masdiana Dolok Saribu MARS, kepada METRO, Jumat (21/5). Dia mengaku meskipun sudah sesuai prosedur dianggap sebagai kritik membangun demi peningkatan pelayanan kesehatan.

Masih kata Masdiana, ia berharap kepada keluarga pasien tidak membunuh anjing yang telah menggigit anak dan keluarga mereka. Hal itu ditujukan untuk mengetahui anjing yang menggigit apakah terinfeksi rabies atau tidak. "Kandangkanlah anjing yang telah menggigit manusia, karena biasanya anjing yang terinfeksi rabies akan mati, tujuh hari setelah menggigit. Oleh karenanya, kami berharap kepada keluarga Elsa Panjaitan agar tidak membunuh anjing yang telah menggigit Elsa dan hal ini juga dapat sebagai pengetahuan bagi masyarakat," terang Masdiana.

Dr Gabe Gusmi Aprilla, selaku dokter jaga didampingi Melly Wati Hutagalung selaku perawat jaga yang melayani Elsa Panjaitan saat masuk RSUD Pandan kepada METRO, membantah telah menelantarkan pasien atas nama Elsa. Gabe menuturkan, saat Elsa bersama pemilik anjing yang masih kerabatnya Jon (35) dan Helmi (25) masuk UGD RSUD Pandan langsung dilayani dan diberikan perawatan sesuai prosedur di UGD. "Saat pasien Elsa masuk ke UGD RSUD Pandan bersama dua pasien lainnya pada pukul 13.35 WIB, langsung diberi impus dan dijahit pada bagian kepala dan muka yang koyak akibat gigitan. Namun, sebelumnya pasien korban gigitan anjing diberi obat anti biotik dan ATS sebagai anti septik untuk gigitan anjing melalui injeksi serta ditunggu reaksi alergi selama 15 menit untuk masing-masing obat, juga diberi obat penghenti pendarahan," ujar Gabe diaminkan Melly.

Menurut Gabe, kalaulah tes alergi obat anti biotik dan ATS yang disuntikkan serta ditunggu 15 menit itu merupakan penelantaran, ia menilai hal itu mungkin karena ketidakmengertian si pasien. Sebab kata dia, memang hal itu sesuai prosedur pengobatan. "Sebelum shift dinas sore masuk, yakni sekitar pukul 14.00 WIB, penanganan terhadap ketiga pasien korban gigitan anjing sudah selesai dan tinggal merujuk ke RSU FL Tobing Sibolga untuk mendapat perawatan intensif," sebut Gabe.

Melly menambahkan, beberapa hari setelah Elsa Panjaitan bersama dua kerabatnya masuk ke rumah sakit, ia sempat bertemu dengan keluarga si pasien di salah satu pesta pernikahan. Pada kesempatan itu, si keluarga pasien sempat mengucapkan terima kasih atas perawatan yang tanggap saat melayani mereka di UGD RSUD Pandan. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar