Pages

Sabtu, 15 Mei 2010

Dua Hari Pasca Hari H Pencoblosan Pemilukada Sibolga

Dua hari pasca Hari H pencoblosan Pemilukada Kota Sibolga, Jumat (14/5) pagi, tiga kantor camat yang ada di Kota Sibolga dirusak massa. Ketiganya, yakni Kantor Camat Sibolga Selatan di persimpangan Jalan SM Raja-Jalan Damai Kelurahan Aek Habil, Kantor Camat Sibolga Sambas di Jalan SM Raja, dan Kantor Camat Sibolga Utara di belakang RRI Sibolga, Jalan Kenanga Kelurahan Simare-mare.

Dalam aksinya, massa menuntut agar Pemilukada Sibolga diulang, karena diduga bermuatan kecurangan. Menurut massa, sejumlah kecurangan yang dilakukan salah satu calon, tidak pernah diproses oleh Panwalukada. Sehingga masyarakat menganggap Panswalukada dan KPUD Sibolga tidak netral.

Ribuan massa yang datang dari berbagai penjuru Kota Sibolga terlebih dahulu mendatangi Kantor Camat Sibolga Selatan. Di depan kantor camat tersebut, massa langsung melempari sembari meneriakkan, agar penghitungan rekapitulasi surat suara yang dijadwalkan berlangsung Jumat kemarin, dibatalkan.

"Kami datang kemari untuk meminta agar Pemilukada diulang. Semua surat suara yang ada tidak sah, karena salah satu pasangan calon Wali Kota berbuat curang. Kami minta seluruh surat suara dan kotak suaranya dibakar saja," teriak warga sambil mengatakan Camat Sibolga Selatan dan seluruh Lurahnya terlibat dalam pengaturan hasil surat suara.

Pantauan METRO di lokasi kejadian, ribuan warga melempari kaca jendela, atap plafon, serta merusak pagar kantor berlantai dua tersebut. Buntutnya, seluruh kaca jendela hancur berantakan dan seng plafon rubuh. Massa juga sempat memasuki kantor dan berhasil mengeluarkan beberapa barang berupa meja, televisi, dan AC, yang selanjutnya mereka bakar bersama dengan beberapa ban bekas di Jalan Damai.

Selanjutnya, massa berusaha masuk ke kantor camat tersebut. Atas kesigapan pihak kepolisian yang hanya berjumlah puluhan orang, yakni dari Brimob maupun aparat Dalmas langsung dipimpin oleh Kapolresta Sibolga, AKBP Jhonny Sebayang, aksi massa berhasil dihadang.

Polisi juga berhasil mengevakuasi beberapa staf kantor camat serta beberapa Petugas Pemilihan Kecamatan (PPK) yang terkurung di dalam kantor itu. Dari beberapa orang yang berhasil dievakuasi, dua wanita ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri.

Aksi penyerbuan massa yang mengaku sebagai masyarakat Kota Sibolga yang anti kecurangan tersebut, ternyata tidak hanya terjadi di Kantor Camat Sibolga Selatan saja. Pada waktu yang hampir bersamaan, massa juga menyerbu Kantor Camat Sibolga Sambas yang terletak di Jalan SM Raja, yang berada sekitar 500 meter dari Terminal Kota Sibolga serta Kantor Camat Sibolga Utara, yang tepat berada di belakang kantor RRI Sibolga.

Di Kantor Camat Sibolga Sambas, massa yang ingin mencoba masuk terlihat beberapa kali terlibat aksi saling dorong dengan puluhan petugas kepolisian Polres Tapteng yang diperbantukan. Diduga karena tidak berhasil menerobos masuk, massa kemudian melempari kantor camat dan membakar ban bekas di tengah jalan, sehingga mengakibatkan arus lalu lintas tidak bisa dilewati. Sedangkan kantor camat tersebut nampak rusak.

"Keluar kau Camat curang!!! Ini yang kalian inginkan! Kalian tidak mau Kota Sibolga ini dipimpin oleh putra daerah asli, makanya kalian berbuat curang. Kalian benar-benar pengecut, kalian gelembungkan suara. Kami masyarakat Sibolga tidak mengakui Pemilukada ini. Kami minta diulang," teriak massa.

Kejadian serupa juga terjadi di Kantor Camat Sibolga Utara. Massa berhasil masuk ke kantor tersebut dan mengambil tiga kotak suara yang berisi ratusan lembar surat suara hasil pemilihan yang berlangsung tanggal 12 Mei 2010 lalu. Ketiga kotak suara tersebut lalu dibawa oleh massa. Hanya satu kotak suara yang berhasil ditemukan setelah diarak massa, dalam keadaan penyok. Di kotak suara tersebut bertuliskan TPS 8 Kelurahan Sibolga Ilir Kecamatan Sibolga Utara.

Massa juga sempat menunjukkan beberapa lembar surat suara yang kosong, namun berada di dalam kotak suara. Massa juga memperlihatkan surat suara yang ditandai silang, namun ada coblosan pada salah satu calon.

"Inilah salah satu bukti kecurangan mereka, kenapa surat suara yang kosong ada di kotak suara? Dan kenapa surat suara yang bertanda silang tetapi ada coblosan pada gambar salah satu calon ada di kotak suara? Kalau memang kosong atau bertanda silang, berarti surat suara ini batal dan seharusnya sudah diasingkan di TPS. Lalu kenapa masih ada di kotak suara TPS 8 ini? Mungkin mereka akan tetap menghitungnya dengan mencoblos salah satu calon terlebih dahulu, biar suara mereka bertambah banyak. Apa itu tidak merupakan bukti kecurangan???" tandas salah seorang massa sambil mengacung-acungkan surat suara. Hingga sore menjelang malam, massa masih terlihat bergerombol di ketiga Kantor Camat, walaupun Kota Sibolga sudah diguyur hujan sejak pukul 14.00 WIB. Puluhan petugas kepolisan juga masih terlihat berjaga-jaga di setiap kantor camat.


KPUD Imbau Cawalkot Tenangkan Pendukungnya

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Sibolga hingga saat ini belum mengumumkan hasil pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) Sibolga periode 2010-2015. Namun sejumlah pihak sudah ada mendesak menuntut Pemilukada diulang kembali, bahkan melakukan tindakan yang anarkis merusak kantor milik pemerintah.

Ketua KPUD Kota Sibolga Nadzran SE kepada METRO, Jumat (14/5) melalui telepon selulernya mengatakan, sangat diharapkan kepada seluruh pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota dapat mengimbau seluruh pendukungnya agar dapat menahan diri dan tidak berbuat anarkis.

"Untuk mengantisipasi tindakan anarkis, maka sangat diharapkan, seluruh pasangan calon harus memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat pendukungnya untuk dapat bersabar dan menjauhi segala bentuk tindakan anarkis," ujarnya.

Dikatakan Nadzran, Kota Sibolga selama ini memiliki julukan sebagai Negeri yang berbilang kaum, perekat antar umat beragama yang tidak dimiliki daerah lain.

Pengertian julukan yang diberikan almarhum mantan Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut memiliki makna yang sangat luas dan harus tetap dijaga seluruh masyarakat Kota Sibolga.

"Jangan hanya gara-gara Pemilukada ini, makna julukan penghargaan yang diberikan almarhum Tengku Rizal Nurdin itu menjadi hilang seketika karena adanya tindakan-tindakan diluar batas yang tidak kita harapkan bersama, sehingga tindakan tersebut menjadi merugikan masyarakat sendiri," katanya.

Disamping itu, lanjut Nadzran, masyarakat Kota Sibolga juga dikenal dengan persaudaraannnya dan tali silaturahmi yang sangat kental. "Jangan hanya gara-gara Pemilukada ini, persaudaraan dan tali silaturahmi itu menjadi rusak," katanya.

Menurut dia, bukan hanya KPUD saja yang berperan dalam Pemilukada, khususnya terkait menjaga kekondusipan bersama usai pelaksanaan Pemilukada, disamping KPUD dan aparat keamanan, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan aparat Pemerintahan sangat dibutuhkan kerjasamanya untuk memberikan imbauan-imbauan kepada masyarakat.

"Intinya semua harus terlibat untuk menjaga kekondusipan di Kota yang kita cintai ini. Warga Kota Sibolga adalah masyarakat yang heterogen dan dinamis, namun tetap hidup rukun dan damai, hidup berdampingan secara kekeluargaan dan memiliki nilai-nilai luhur keagamaan, adat istiadat dan budaya, sehingga mendapat julukan ‘Negeri Berbilang Kaum dan Negeri Perekat Umat Beragama’ perlu dijaga dan dilestarikan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kedepannya," katanya.

Kapolresta: Pelakunya akan Ditangkap

Kapolresta Sibolga, AKBP Jhonny Sebayang yang dihubungi melalui ponselnya, membenarkan adanya kerusuhan dan penyerbuan tiga kantor camat oleh massa.

"Benar ada ribuan massa yang mendatangi dan melempari tiga kantor camat, yaitu Kantor Camat Sibolga Selatan, Sibolga Sambas, dan Sibolga Utara. Mereka bermaksud ingin mengambil kotak suara yang disimpan di kantor-kantor camat. Kita akan terus berusaha menjaga kantor camat dan surat suara," terangnya.

Saat ditanya apakah pihaknya sudah ada melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga terlibat pengrusakan, Kapolresta menjawab belum. Sebab pihaknya masih konsentrasi mencoba mengamankan dan melindungi kotak suara.

"Kita masih fokus mengamankan kantor dan kotak suara, karena kita kekurangan personel. Saat ini kita masih menunggu bantuan personel dari luar daerah, baru kemudian kita melakukan pengusutan ataupun penangkapan terhadap pelaku perusakan," pungkasnya. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar