Pages

Sabtu, 17 April 2010

DINDING DERMAGA PELABUHAN LAMA KOTA SIBOLGA TERANCAM AMBROL

Dinding dermaga Pelabuhan Lama Kota Sibolga, terancam ambrol. Hal itu diakibatkan aktivitas bongkar muat kapal kargo yang memuat alat-alat berat milik perusahaan tambang emas asal Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel), Kamis (15/4).

"Kita kawatir dengan adanya aktivitas pembongkaran alat-alat berat itu, karena semakin menambah kerusakan dinding penahan ombak di dermaga yang dibangun oleh Pemerintah Kota Sibolga tersebut. Selain itu, kawasan Pelabuhan Lama yang berada di Kelurahan Kota Beringin itu sangat tidak cocok dijadikan tempat bersandar kapal kargo," kata Abdul Rahman Nasution, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tri Tura, kepada METRO, Kamis (16/4). Dia mengatakan, sekalipun dinding penahan ombak itu terbuat dari tembok permanen namun ketahanannya tidak akan berlangsung lama akibat beban alat-alat berat yang over kapasitas.

Diakui Abdul Rahman Nasution, sebelum juga dinding dermaga di Pelabuhan Lama Sibolga juga sudah rusak berat. Menurut dia, kerusakan dinding dermaga itu juga diakibatkan kegiatan bongkar muat alat-alat berat dari sebuah kapal kargo, lalu kemudian dibawa ke Batangtoru, Tapsel. Dia mengatakan, aktivitas bongkar muat itu alat berat merupakan yang keduakalinya terjadi di Pelabuhan Lama Sibolga. Jauh hari sebelumnya juga Pelabuhan Lama Sibolga juga pernah digunakan untuk menurunkan sejumlah peti kemas dan alat-alat berat untuk dibawa ke lokasi pertambangan emas di Batangtoru.

Menurut sepengetahuan Abdul Rahman Nasution, kawasan Pelabuhan Lama Sibolga telah dikontrakkan Pemerintah Kota Sibolga kepada PT Pengembangan Pantai Barat yang bernaung di bawah Mujur Timber Group. Isi kontraknya kata Abdul Rahman Nasution, kawasan itu dijadikan sebagai pengembangan lokasi pariwisata Kota Sibolga. "Sepengetahuan kami, kawasan Pelabuhan Lama dikontrakkan untuk pengembangan pariwisata, semisal membangun restoran terapung dan lain sebagainya. Namun, kenapa pihak pengontrak malah menjadikannya sebagai tempat bongkar muat alat-alat berat milik perusahaan," kritik Abdul Rahman Nasution.

"Untuk itu, kami berharap agar Pemerintah Kota Sibolga meninjau kembali kontrak Pelabuhan Lama Sibolga. Kami menilai tidak ada pendapatan yang menguntungkan Pemko secara signifikan. Kemudian, aktivitas bongkar muat alat berat tersebut juga semakin menambah kerusakan dinding penahan pelabuhan," ujar Abdul Rahman Nasution lagi.

Sementara, sejumlah pekerja yang ditemui di areal Pelabuhan Lama Sibolga enggan memberikan keterangan terkait aktivitas pembongkaran alat-alat berat tersebut. Mereka mengaku bahwa alat-alat berat tersebut didatangkan dari Batang Toru, Tapanuli Selatan. "Maaf pak.. Kami hanya pekerja di sini dan kami tidak berani memberikan keterangan lebih jauh lagi, karena pimpinan kami tidak berada di sini," kata sejumlah pekerja.

Pantauan METRO, di kawasan Pelabuhan Lama Sibolga sejumlah alat-alat berat yang diperkirakan berbobot ratusan ton diturunkan dari truk berukuran besar dan kembali dinaikkan ke dalam kapal kargo LCT Mekar Sejati yang bersandar di Pelabuhan Lama Sibolga. Sementara, ratusan warga Sibolga silih berganti datang untuk menyaksikan pembongkaran alat-alat berat yang jarang ditemui di Kota Sibolga itu. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar