Pages

Sabtu, 24 April 2010

Keluh Kesah Bankom Rapi Sibolga Tapteng

10 Tahun Beroperasi, Belum Pernah Dapat ‘Perhatian’ Pemerintah

Selama 10 tahun berorganiasi, Bankom Rapi Sibolga-Tapteng turut ambil bagian di tengah-tengah masyarakat dan pemerintahan. Namun sampai saat ini perhatian dari pemerintah Sibolga-Tapteng sama sekali tidak ada. Lantas, bagaimana mereka termotivasi sehingga pelayanan terhadap masyarakat tidak terabaikan.

Jika ditilik kegiatan organisasi ini cukuplah berat dan membutuhkan biaya operasional. Walau demikian, organiasi ini tidak patah semangat dan tetap eksis berkiprah memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Mungkin bagi masyarakat awam masih banyak yang kurang mengerti apa itu Bankom Rapi. Bankom Rapi adalah singkatan dari Bantuan Komunikasi Radio antar penduduk Indonesia. Dimana dengan jaringan pemancar yang mereka miliki, informasi dari pelosok sekalipun dapat disampaikan kepada masyarakat luas.

Lantas bagaimana organiasi ini dalam menggerakkan pelayanannya di tengah-tengah masyarakat? Menurut Ketua Bankom Rapi Sibolga-Tapteng Alimuddin Pandiangan (42) atau dalam call (panggilan) Rapi JZ 0219HAP yang ditemui METRO di sekretariat Bankom Rapi Sibolga-Tapteng, Jalan Padangsidimpuan 106 Pandan, Tapteng, Kamis (22/4), mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan adalah pelayanan tanpa pungutan biaya. "Sejak sepuluh tahun lalu kita sudah berpartisipasi di tengah-tengah masyarakat, baik itu kegiatan pemerintahan Sibolga-Tapteng dan juga kegiatan sosial serta bencana alam. Disadari atau tidak bahwa masyarakat dan pemerintah kedua daerah ini telah banyak terbantu dengan organisasi kita ini," katanya.

Ada pun sebagian kecil kegiatan Bankom Rapi Sibolga-Tapteng ini di antaranya, memantau dan melaporkan pelaksanaan Pilpres, Pilkada, Pileg. Kemudian memandu kegiatan sosial khususnya di bidang informasi, memantau dan melaporkan kegiatan polisi, khususnya pada hari besar keagamaan seperti operasi lilin dan ketupat, serta memberikan informasi tentang orang hilang. Kemudian yang paling utama adalah penyampaian informasi peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Diakui Pandiangan, kehadiran mereka sangat dibutuhkan di saat adanya peristiwa yang akses layanan komunikasi seperti hand phone (HP) tidak tersedia di wilayah tersebut. "Pada saat inilah peran serta Bankom Rapi ini sangat penting, karena kesediaan jaringan serta alat radio yang dimilik mereka mampu menyampaikan informasi kepada Bankom Rapi di daerah Sumatera Utara. Saat bencana Tsunami di Aceh dan Nias, kita dari Bankom Rapi Sumatera Utara berkoordinasi dengan Bankom Rapi wilayah setempat. Karena saat itu jaringan komunikasi total terputus, namun jaringan Radio kita tetap eksis sehingga kita bisa menyampaikan informasi perkembangan situasi pada saat itu," kenangnya.

Disinggung tentang biaya organiasi tersebut, pria yang menekuni usaha Elektronik mengaku murni biaya sendiri. "Kita mengeluarkan biaya sendiri bersama rekan-rekan sesama anggota Bankom Rapi, karena kita tidak memiliki anggaran dari pemerintah baik itu dari Sibolga dan Tapteng. Walaupun kita sering membantu kegiatan pemerintahan kedua daerah ini. Kalau kita hitung secara gamblang cukup besar biaya yang kita keluarkan, mulai dari pemeliharaan alat reviter/pancar ulang yang letaknya cukup jauh di pengunungan, ditambah lagi biaya bahan bakar operasional mobil Bankom Rapi, dan biaya lainnya. Jadi, cukup besar biaya yang kita butuhkan," beber Pandiangan.

Atas dasar itulah kata dia, mereka berharap agar pemerintah di kedua daerah, Sibolga dan Tapteng dapat memperhatikan keberadaan organisasi Bankom Rapi Sibolga-Tapteng ini. Sebab tugas mereka cukup berat untuk memberikan informasi bagi masyarakat khusunya informasi bencana alam. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar