Pages

Kamis, 10 Juni 2010

Mengontrol Stabilitas Harga Ikan, Sibolga Butuh Instalasi Pendingin

Sibolga membutuhkan cold storage (instalasi pendingin, red), sebagai upaya untuk mengontrol stabilitas harga ikan. Selain itu juga dibutuhkan alat pengawet ikan.

"Kami berharap agar Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga menampung dalam APBD untuk pembangunan instalasi pendingin dan pengawet ikan. Upaya lain dengan ‘mengejar’ proyek APBN ke Menteri DKP, karena kami mendengar informasi proyek untuk pengadaan instalasi pendingin itu ada," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Sibolga Ichwan Irvan Tanjung, didampingi Wakil Ketua HNSI Y Nazara bersama beberapa pengurus lainnya di Sibolga, Kamis (10/6). Ichwan Irvan Tanjung berpendapat, keberadaan instalasi pendingin itu tidak hanya akan dapat memberikan jaminan harga stabil, tetapi juga akan mendatangkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sibolga.

Dia menjelaskan, keberadaan cold storage ini akan memberikan jaminan keseimbangan persediaan ikan di Kota Sibolga, baik pada waktu hasil tangkapan ikan melimpah dan sebaliknya. "Jadi, tidak seperti saat ini, hasil tangkapan ikan di laut minim, sehingga kondisi ini memaksa para pengusaha perikanan membeli ikan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki cold storage," tukasnya.

Hal senada disampaikan Nazara, Wakil Ketua HNSI yang juga sebagai pengusaha Ikan di Kota Sibolga. Ia berharap agar pembangunan cold storage bisa direalisasikan oleh Pemerintah Kota Sibolga. "Kota Sibolga termasuk salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan laut, dengan hasil tangkapan ikan banyak. Maka perlu dibangun cold storage atau gudang penampungan dan penyimpanan ikan segar,"ujarnya.

Dia menambahkan, situasi cuaca saat ini di laut sedang dilanda badai, sehingga tangkapan ikan nelayan sangat minim. Nah, pada situasi saat ini Pemerintah Kota Sibolga dengan instalasi pendinginnya akan ikut andil agar harga ikan di pasaran tidak melambung tinggi.

Menurut dia, para nelayan akan enggan melaut hingga Agustus mendatang, sebab badai masih berlanjut di Pantai Barat. Jika situasi ini terus berlanjut maka kekhawatiran terhadap kenaikan harga ikan bakal tidak terbendung.

Ia mencontohkan perilaku para pengusaha ikan selama ini, setiap kali mereka membeli ikan dari perusahaan yang memiliki instalasi pendingin dapat diperoleh dengan harga Rp7 ribu per kg hingga Rp7.500 per kg. "Tetapi dengan situasi saat ini, ketika hasil tangkapan ikan nelayan minim maka mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu per kg," beber Nazara. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar