Pages

Kamis, 10 Juni 2010

Pola Penyelundupan Narkoba Kian Canggih

Pola penyelundupan narkoba ke Sumatera Utara makin sulit diprediksi. Jika sebelumnya masih dibawa dengan menyelipkan pada barang bawaan, kini kian canggih dengan memasukkan dalam perut ikan impor, dalam butiran kalung, hingga dalam papan selancar. Bahkan kecanggihan alat untuk memantau penjaga pada pelabuhan tikus, juga sudah dipakai.

Kepala Bidang Pembinaan dan Pencegahan Badan Narkotika Provinsi (BNP) Sumut, Arifin Sianipar di Medan, Rabu (9/6), mengakui kecanggihan-kecanggihan tadi menjadikan wilayah ini sebagai sasaran para bandar untuk melancarkan bisnis haramnya.

“Pemantauan sementara kita, ada tiga kabupaten/kota di daerah ini yang rawan sebagai lokasi penyelundupan narkoba. Yakni Kota Medan melalui pelabuhan Belawan, Tanjung Balai melalui pelabuhan Bagan Asahan dan Teluk Nibung, serta Kabupaten Tapanuli Tengah melalui pelabuhan Sibolga,” jelasnya.

Khusus di Kota Medan sekitarnya, lanjut Arifin, terdapat beberapa daerah yang rawan. Yakni kawasan Percut Sei Tuan, Kota Matsum, dan sekitar Pelabuhan Belawan, Marelan, serta Medan Labuhan.

“Pola penyelundupan dengan memasukan dalam perut ikan, dalam butiran kalung, hingga dalam papan selancar harus diketahui petugas dan elemen masyarakat lainnya. Karena bila pola ini lolos dari pantauan, maka generasi muda sudah pasti menjadi sasarannya,” ucap Arifin.

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2008 merincikan, ada 86.428 kasus narkoba di Tanah Air yang berhasil digagalkan petugas dalam setahun. Yakni, narkotika 43.148 kasus, psikotropika 33.759 kasus, dan zat adiktif berbahaya lainnya 9.521 kasus.

Menurut Arifin, data BNN ini belum menyertakan data keterlibatan masyarakat dalam penyalahgunaan dan peredarannya yang jumlahnya juga cukup tinggi dengan berbagai strata sosial dan tingkat pendidikan.

“Pada 2008 itu, keterlibatan masyarakat sebanyak 129.410 orang. Yakni tamat SD 13.708 orang, tamat SLTP dan SLTA 110.627 orang, dan tamat sarjana 5.075 orang,” urainya.

Arifin tak menampik, langkah antisipasi agar peredaran narkoba tidak meluas, memang belum maksimal dilakukan. Sebab, antisipasi selama ini hanya melibatkan BNN/BNP, TNI/Polri, dan minim partisipasi masyarakat.

“Sebenarnya, partisipasi masyarakat lebih punya peranan untuk menekan. Karena penyuluhan dan pendidikan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba pada sektor kita belum memiliki anggaran serta struktur kepengurusan yang lengkap,” ujarnya. (batakpos-online.com)

0 komentar:

Posting Komentar