Pages

Minggu, 06 Juni 2010

Kondisi di Sibolga Mengenaskan

Masyarakat Sibolga yang ada di perantauan diminta peduli dan turun langsung melihat apa yang terjadi di Sibolga. Permintaan ini disampaikan Ketua Ikatan Masyarakat Tapanuli Tengah (IMA TAPTENG)-Sibolga Medan Irmansyah Batubara, SH, SpN.


“Betul-betul ngeri kita melihat keadaan Sibolga saat ini, rakyat menderita. Ada anak-anak yang akhirnya putus sekolah karena orangtuanya pergi entah ke mana akibat takut ditangkap polisi pascakerusuhan yang terjadi di Sibolga Jumat (14/5) lalu. Untuk itu, saya meminta kepada masyarakat Sibolga Tapteng yang ada di perantauan agar pulang ke kampung halaman melihat dan menyelesaikan masalah ini,” kata Irmansyah Batubara kepada sejumlah wartawan di Sibolga, Selasa (1/6).


Menurut Irmansyah, pihaknya tidak menanggapi masalah pemilukada karena ada yang mengaturnya. Namun, masalah penangkapan masyarakat dianggap pihaknya tidak sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).


“Penangkapan ini kita nilai tidak sesuai dengan prosedur KUHAP, dan ini masalah hak masyarakat atau hak asasi manusia. Apa yang menjadi dasar bukti pemulaan polisi melakukan penangkapan itu, kalau kata si anu-si anu, yah sudah semua saja tangkap, karena di dalam KUHAP semua diatur dan kalaupun terbukti tahapannya terlebih dahulu saksi bukan langsung tersangka,” katanya.


Irmansyah mengatakan, pihaknya hadir ke Sibolga untuk mengadvokasi masyarakat Sibolga yang ditangkapi tidak sesuai dengan KUHAP dan sebagai wujud keterpanggilannya sebagai putra daerah Sibolga dan Tapteng yang ada di perantauan, yakni di Medan.


“Jadi, kita merasa terpanggil saja sebab kita melihat tidak ada pejabat di Sibolga ini turun tangan untuk menyelesaikan ini, walikotanya mana, muspidanya mana kok diam semua, dan panwas pemilukadanya mana dan menurut saya ini seharusnya ditangkap duluan,,”kata Irmansyah.


Menurutnya, pihaknya saat ini telah mempunyai bukti-bukti pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh polisi seperti pemukulan dan penyiksaan.


“Saya sedih betul melihat Sibolga saat ini, bahkan saya lihat di Ketapang ada empat orang anak yang bapaknya lari dan anak serta istrinya telantar. Ini berbahaya, polisi bertugas di relnya tidak melihat ke kanan kekiri dan ini bahaya dan kita takutkan terjadi kerusuhan babak kedua, karena masyarakat sudah resah dan akhirnya timbul keberanian dan ini hendaknya jangan terjadi,”tambahnya.


Selain Irmansyah Batubara, SH turut juga melakukan investigasi dan advokasi dari Ima Tapteng lainnya seperti Junaidi Matondang, SH, T Raja Arif Faisal, SH, Fatimah Siregar, SH, dan Agus SH. (batakpos-online.com)

0 komentar:

Posting Komentar