Pages

Minggu, 06 Juni 2010

Pengerjaan Proyek di Tapteng Diminta Dikerjakan Putra Daerah

Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah tokoh pemuda menilai pembangunan yang digagas Bupati Tapanuli Tengah Drs. Tuani Lumbantobing, MSi dalam konsep Tapanuli Growth memang membawa perubahan, baik segi finansial maupun peningkatan ekonomi masyarakat.


Namun, dalam penerapan pembangunan yang telah terkemas secara profesional melalui kajian yang matang tadi, terkesan tercederai akibat kurang bermutunya hasil suatu pekerjaan setiap tahunnya. Sehingga, membuat gerah putra daerah setempat dan menuding hal buruk itu disebabkan pengerjaan proyek dilakukan pihak ketiga (rekanan) dari luar daerah yang tak mencintai daerah Tapanuli Tengah.


"Segala bentuk proyek baik fisik maupun non fisik di Kabupaten Tapanuli Tengah ditekankan agar dikerjakan putra asli daerah Tapteng. Sebab, sejak beberapa tahun belakangan ini, beberapa proyek yang dikerjakan pemborong (rekanan-red) dari luar daerah menghasilkan mutu yang buruk, pengerjaan proyek tak sesuai bastek yang ditentukan dalam kontrak kerja. Hal ini sangat merugikan masyarakat Tapteng sendiri," ketus salah seorang tokoh pemuda, Amin Awal Hutabarat warga Pandan kepada Analisa, Senin (31/5) menyikapi banyaknya proyek yang dikerjakan tak selesai akibat ditinggalkan rekanan dengan beragam dalih.


Salah satu contoh, kata dia, banyak pihak ketiga yang tak memiliki alat berat, spesifikasi perusahaan yang tak lengkap dan kesiapan kerja yang diragukan, namun tetap diloloskan dalam pengumuman lelang.


"Kalau kita kaji lebih mendalam, pemerintah tak bisa disalahkan ketika hasil pengerjaan proyek hanya bertahan kurang dari satu tahun setelah diserah terimakan kepada instansi terkait pemerintahan. Namun, yang terjadi panitia lelang seharusnya lebih jeli dalam menseleksi perusahaan yang menjadi pemenang pengerjaan proyek tersebut. Jangan asal penawaran terendah, administrasi lengkap langsung dimenangkan. Padahal, administrasi vital semisal daftar inventaris alat maupun kesiapan kerja tersebut juga menentukan perusahaan itu sanggup atau tidak menyelesaikan pekerjaan tadi," ujarnya.


Kalau berbicara terkait mutu, lanjut Amin Hutabarat, pihaknya berani melakukan pembuktian apakah pekerjaan tersebut bermutu atau tidak. "Kita juga orang teknis, yang mengerti tentang pengerjaan suatu bangunan. Jadi, kalau ada suatu ‘titipan’ hal itu sah-sah saja, tetapi harus diteliti lebih dulu, apakah perusahaan itu memang berniat ingin membangun daerah atau hanya mencari keuntungan semata tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat banyak yang menggunakan fasilitas tersebut," pungkasnya.


Amin juga meminta kepada pejabat pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah agar lebih memprioritaskan putra asli daerah setempat dalam pengerjaan proyek pembangunan di daerah itu. "Sebab, hanya putra daerah lah yang merasa memiliki dan mencintai daerahnya sendiri untuk dibangun dan ditata menjadi lebih baik ke depannya," tandas Amin. (analisadaily.com)

0 komentar:

Posting Komentar