Pages

Rabu, 09 Juni 2010

Perairan Pantai Barat Diterpa Badai

Nelayan Seminggu Takut Melaut

Ratusan kapal penangkap ikan di Sibolga-Tapteng selama seminggu terakhir ini tak melaut karena musim badai di perairan Pantai Barat. Mereka takut melaut, karena kuatir akan diterpa badai dan juga karena tak bisa menangkap ikan.

Demikian dikatakan beberapa ABK (Anak Buah Kapal) yang ditanyai METRO di beberapa tangkahan dan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sarudik (PPNS), Tapteng, Selasa (8/6).

Menurut R Aritonang (40), salahseorang ABK Pukat Bagan di PPNS Tapteng yang ditanyai METRO mengaku telah seminggu terakhir ini tak melaut. "Umumnya kapal penangkap ikan yang biasa sandar di Tapteng dan Sibolga tak berani melaut, karena seringnya musim badai yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan Patai Barat Sumut. Selain kuatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan, juga arus air di tengah laut sangat deras. Karenanya, para nelayan mengurungkan niatnya untuk melaut," kata Aritonang yang saat itu didampingi salahseorang staf di PPN Sarudik Tapteng.

Ditambahkan Aritonang, angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini termasuk angin barat yang termasuk ditakuti para nelayan. "Angin Barat ini termasuk yang ditakuti para nelayan. Selain angin ini cukup kencang, terkadang juga bisa mendadak datangnya. Ketika para nelayan yang sedang menangkap ikan, bisa saja diterpa dan dikuatirkan bisa menenggelamkan kapal," ujar Aritonang. Bahkan, lanjut dia, di pantai sekitaran Sibolga dan sekitarnya, juga saat angin Barat datang, sangat terasa yang mengakibatkan sejumlah Kapal yang sandar bisa terombang ambing. Begitu juga dengan sejumlah benda lainnya seperti peralatan parabola banyak yang rusak yang diakibatkan kencangnya angin Barat.

Hanya saja, lanjut Aritonang dalam 2 atau 3 hari ini sebagian kapal penangkap ikan sudah mulai berangkat dari tangkahan. "Walau mereka berangkat, namun mereka juga tak berani jauh-jauh untuk menangkap ikan.Bahkan, kebanyakan diantara kapal yang berangkat menurut info yang kita dengar mereka, masih sekitaran beberapa pulau-pulau terdekat Karena kalau badai mendadak datang, mereka akan bisa segera berlindung yang berdekatan dengan pulau-pulau terdekat," lanjut Aritonang.

Sesungguhnya, ucap Aritonang, kalaupun kapal berangkat, namun harus berani menanggung risiko yang cukup tinggi. "Selain harus mengeluarkan biaya BBM kapal, juga harus mengeluarkan belanja sehari-hari para ABK," ucapnya.

Hal senada dikatakan Udin (30), salahseorang ABK Pukat Cincin yang biasa sandar di salahsatu tangkahan yang ada di kawasan Jalan Mojopahit Kelurahan Aek Manis Sibolga. "Kami selama seminggu terakhir ini memang tak pergi melaut bang, karena musim badai yang sering datang. Nakhoda dan toke kita juga tak berani memberangkatkan kapalnya saat musim badan seperti ini," keluh Udin dengan sedikit memelas. Karena tak berangkat, mereka hanya wajib lapor ke kapal mereka bersandar untuk mengetahui info, perkembangan kapan akan berangkat melaut. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar