Pages

Rabu, 09 Juni 2010

Nakhoda Kapal Di-warning

Gelombang Laut Capai 3 hingga 5 Meter


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sibolga melalui prakiraan yang diperoleh dari BMKG Maritim Belawan masih memberikan peringatan dini kepada para nakhoda kapal, khususnya kapal penangkap ikan di Pantai Barat Sumatera. Karena diperkirakan di perairan Nias, Mentawai Sumatera Barat, dan sebagian perairan Barat Aceh masih berpeluang gelombang tinggi.


Peringatan dini ini masih berlaku hingga tanggal 10 Juni mendatang. Kalau di perairan Nias dan Mentawai, tinggi gelombang laut mencapai 3 meter, sedangkan di perairan Barat Aceh bisa mencapai 5 meter.


Demikian dikatakan Kepala Stasiun Radio Pantai Navigasi Sibolga, E Sianturi yang ditanyai METRO, Rabu (9/6).


Dijelaskan E Sianturi, kalau secara umum yang dianggap normal dan layak untuk pelayaran kapal penangkap ikan di kawasan Pantai Barat Sumut tinggi gelombang laut di bawah 2 meter.

"Makanya karena kawasan Pantai Barat saat ini belum bisa dinyatakan aman, banyak diantara para pengusaha kapal dari beberapa tangkahan kapal penangkap ikan yang memintai info perkembangan cuaca kepada kita," ujar E Sianturi.


Lanjut Sianturi, walau sebagian kapal penangkap ikan telah berangkat dari beberapa tangkahan yang ada di Sibolga dan Tapteng, namun para nakhoda atau tekong kapal masih meminta info dari para pengurus kapal yang berada di tangkahan ikan masing-masing.


Masih menurut E Sianturi, sesungguhnya tentang wewenang keselamatan dan kelaikan kapal untuk melaut, bukanlah wewenang dari Stasiun Radio Pantai yang dipimpinnya.


Sesungguhnya, kami hanya bertugas menerima informasi tentang cuaca termasuk arah angin dan tinggi gelombang dari BMKG Maritim Belawan. Untuk keselamatan kapal dan juga apakah kapal layak berlayar atau tidak adalah wewenang nakhoda kapal dan instansi yang berwenang untuk itu adalah pihak Administrator Pelabuhan dan Kesyahbandaran Sibolga. Makanya, setiap pagi kami meneruskan tentang informasi cuaca ke pihak Administrator Pelabuhan dan Kesyahbandaran Sibolga. Begitupun, kalau ada dari pengusaha kapal yang memerlukan info tentang cuaca di Pantai Barat ini, kami tetap melayaninya," beber E Sianturi.


Secara terpisah Ilyas, Gamot pada kantor Adpel Sibolga yang ditanyai METRO membenarkan bahwa mereka setiap harinya memperoleh info cuaca dari Stasiun Radio Pantai Sibolga.


"Hanya saja, menurut sepengetahuan saya, tentang layaknya kapal berangkat untuk melaut merupakan wewenang dari nakhoda kapal. Karena nakhoda kapal telah mempunyai pengetahuan tentang prakiraan cuaca yang akan dihadapinya di laut, tentang layaknya kapal melanjutkan pelayaran atau tidak, kalau terjadi sewaktu-waktu badai atau gelombang tinggi, bagaimana tindakan dari nakhoda kapal. Kesemuanya itu merupakan wewenang dari nakhoda kapal. Kita hanya melihat dan mengevaluasi alat perlengkapan dan keselamatan kapal dan kelayakan sarana kapal untuk melaut," kata Ilyas.


Sementara itu, info yang dihimpun METRO dari beberapa tangkahan yang ada, baik di Kota Sibolga dan kawasan Pondokbatu Tapteng, beberapa kapal sudah mulai berangkat melaut.


"Hanya saja, info yang kita dengar dari para tekong kapal bahwa arus gelombang di tengah laut tempat para nelayan untuk menangkap ikan, masih tinggi dan belum layak untuk menangkap ikan. Selain itu juga, sewaktu-waktu pada sore dan malam hari, masih datang tiba-tiba angin Barat dan Baratdaya yang dianggap ganas dan juga arus air di tengah laut yang masih deras, dianggap masih belum layak untuk menangkap ikan," kata beberapa pengurus kapal yang berada di tangkahan ikan disekitaran Jalan Mojopahit Sibolga dan kawasan Pondokbatu, Kecamatan Sarudik Tapteng.


Pantauan METRO, nampak di beberapa tangkahan, sejumlah kapal penangkap ikan, masih bersandar di dermaga. Sementara beberapa ABK nampak masih berbenah-benah memperbaiki peralatan kapal dan pukat ikan yang akan dipergunakan untuk melaut. (metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar