Pages

Kamis, 04 Februari 2010

3 Jam Diguyur Hujan, Jalan dan Pemukiman di Sibolga Longsor

Selama 3 jam diguyur hujan, mulai pukul 20.00-01.00 WIB, setidaknya 2 titik jalan dan pemukiman penduduk di Sibolga longsor. Misalnya, di Hutabarangan Sibolga. Lantai rumah amblas ke bawah. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 juta.

Informasi yang dihimpun wartawan, musibah longsornya pemukiman penduduk di Hutabarangan diperkirakan terjadi pada pukul 04.30. WIB. Pemilik rumah, Pungu Lumbantobing (Ny alm Giot M Sitompul) yang dikonfirmasi membenarkan informasi itu. Dikatakannya, saat itu mereka sedang tidur nyenyak di rumah, tepatnya di ruang kamar tidur. Tiba-tiba saja lantai rumah amblas, bahkan seorang parumaennya (menantu) ikut terjatuh. Mereka pun histeris meminta pertolongan tetangga, hingga kerumunan warga menyaksikan kejadian itu dan memberitahukannya ke kelurahan setempat.

Begitu menerima pengaduan dari warga, aparatur kelurahan Hutabarangan langsung terjun ke lokasi dan memberitahu instansi terkait, termasuk Walikota Sibolga. Demikian juga Koramil 06 Sibolga dikomandoi D Marpaung, setelah mendengar informasi langsung turun ke lokasi dengan 12 anggota. Hingga pada pukul 11.00 WIB, gotong-royong anggota Koramil, Satpol PP Kota Sibolga, Satuan Penanggulangan Bencana Kota Sibolga, Linmas, bersama warga masih bekerja memperbaiki dan membersihkan reruntuhan tanah yang longsor ke parit.

Lurah Hutabarangan James Pardede kepada wartawan di lokasi longsor mengatakan, sudah memberitahu bencana longsor di daerahnya ke instansi terkait dengan laporan resmi Walikota Sibolga cq Dinas Sosial, Dinas PU, Kakan Kesbang Pol dan Linmas Kota Sibolga, Camat Sibolga Utara, Kakan Satpol PP dan Kakan PMK Kota Sibolga.

Katanya, lantai rumah Pungu Lumbantobing sepanjang kurang lebih 4 x 12 x 6 meter longsor terbawa arus air hujan. Dan kerugian diperkirakan Rp 50 juta. Ia menghimbau, supaya masyarakat yang bermukim di dataran tinggi dengan tingkat kemiringan tajam, untuk lebih waspada di saat musim penghujan.

Longsor di Jalan

Selain pemukiman penduduk di Sibolga yang mengalami longsor, juga terjadi di Jalan Tarutung–Sibolga, tepatnya di belahan antara dua batu lobang sekitar 5 kilometer dari Sibolga, serta di Jalan Tarutung-Sibolga sekitar 8 kilometer dari Sibolga. Hanya saja, longsor yang diperkirakan terjadi pada pukul 00.30 WIB, tengah malam itu tidak mengakibatkan antrean panjang, karena memang kendaraan sunyi.

Untuk mengantisipasi keadaan, Polres Tapteng dipimpin Kasat Lantas AKP Dachlan Anzib memberhentikan kendaraan jauh sebelum lokasi longsor. Kasat Lantas yang dikonfirmasi wartawan di lokasi longsor mengatakan kepolisian Polres Tapteng bekerja maksimal untuk meminimalisir keadaan dengan memberhentikan kendaraan . “Kita langsung koordinasi dengan Pos Polisi di Sitahuis dan memberhentikan kendaraan di sana,” katanya.

Dikatakannya, sesaat setelah informasi longsornya tanah ke jalan, kepolisian Polres Tapteng langsung turun ke lokasi, tetapi karena hujan sangat deras waktu itu maka pembersihan jalan ditunda dengan mewaspadai longsor beruntun. Kemudian pada pukul 06.00 WIB dini hari, kepolisian dibantu Satpol PP Pemkab Tapteng, Bina Marga dan Sekda Pemkab Tapteng, membersihkan reruntuhan tanah dan tepatnya pukul, 07.00 WIB, kendaraan pun dapat melintas.

Kasat Lantas menghimbau, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, para pengemudi kendaraan untuk lebih berhati-hati saat hujan, karena jalan Tarutung-Sibolga rawan longsor. “Kita menghimbaulah, supaya lebih berhati-hati,” katanya.

Mohon Bantuan

Musibah longsor yang menerpa pemukiman di Huta Barangan, Sibolga Utara, mengakibatkan rumah Pungu Lumbantobing tidak layak huni. Pengamatan wartawan di lokasi, lantai rumah terancam amblas ke parit, karena sudah retak-retak. Bahkan, salah satu lantai kamar rumah, sudah amblas dihantam derasnya hujan.

Pungu Lumbantobing (63) saat diwawancarai wartawan menuturkan kesedihannya melihat rumahnya yang hancur. Berurai air mata, Ny Alm Sitompul ini memohon bantuan dari pemerintah Kota Sibolga. Katanya, sejak dibangun pada 1983 (27 tahun) yang lalu, baru pertama ini rumahnya diterpa longsor. “Saya sudah sakit-sakitan, mati sebelah akibat darah tinggi, tidak ada jalan lain bagi saya, selain memohon bantuan pemerintah untuk memperbaiki Dek rumah dan lantai yang hancur, supaya kami bisa kembali menempati rumah ini,” katanya Pungu Lumbantobing dengan 6 orang anak-cucu tinggal di rumah yang longsor tersebut. Saat ini, Pungu Lumbantobing dalam keadaan sakit. (hariansib.com)

0 komentar:

Posting Komentar