Pages

Rabu, 17 Februari 2010

AFHOL di Ambang Kemenangan

Persamaan persepsi memandang keragaman kepentingan demi kebersamaan hidup keluarga berbilang kaum oleh 12 partai politik terhadap pasangan Wali Kota-Wakil Wali Kota, Afifi Lubis dan Halomoan P Hutagalung menunjukkan kemajuan arah perpolitikan. Sikap itu menguatkan optimisme bahwa pasangan AFHOL diambang kemenangan menuju kursi nauli satu.

Hal itu dikatakan Ketua DPD LSM Peduli Bangsa Sibolga–Tapanuli Tengah Parulian Lumbantobing (Pluto), didampingi Sekretaris Sahiluddin Lumban Gaol kepada METRO di Sibolga, Selasa (16/2). "Asumsi publik dengan sendirinya juga terpaut bersama Gelora aspiratif, warga yang dijuluki berbilang kaum serta dapat dikatakan pasangan Afifi–Halomoan sudah diambang kemenangan. Hanya saja prosesi Pemilukada yang perlu diikuti sesuai aturan mainnya," ujar mereka.

Parulian dan Sahiluddin menjelaskan, keberadaan partai politik sangat menentukan kelulusan proses administrasi di KPU. Bila sikap ini dapat dipertahankan, sudah barang tentu pasangan Afifi dan Halomoan menjadi pemimpin di Kota Sibolga 2010–2015 mendatang. "Berbagai isu yang muncul akibat kontra politik adalah hal yang wajar terjadi, namun perlu disikapi dengan arif dan bijaksana. Kepiawaian barisan pendukung balon Walikota–Wakil Wali Kota sangat diharapkan berperan menjaga stabilitas kerukunan di tengah-tengah warga berbilang kaum ini," kata mereka.

Menilik dari kondisi politik belakangan ini, beberapa efek kontra politik sangat meresahkan dan menggagu terhadap nilai dan norma sosial kemasyarakatan. Sepertinya banyak yang kehilangan kendali, sehingga kepentingan politik praktis terlihat cenderung lebih mendominasi. "Bahkan, apriori warga yang berujung pada kesenjangan sosial. Perbedaan penilaian terhadap masing-masing terhadap kredibilitas para balon dijadikan wacana untuk menggembleng asumsi publik," ulas Parulian dan Sahiluddin.

Parulian mengutarakan, balon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang terikat sistem birokrasi sarat dengan penilaian negatif. Saat ini banyak yang menyoroti kebijakan birokrasi yang dianggap telah merugikan kepentingan publik, seperti alih fungsi sebahagian areal pekuburan ujung Sibolga. Meski alasannya untuk peningkatan sumber PAD, namun riskan karena dapat menekan keperluan mendasar lainnya. "Hal ini pun menjadi pergunjingan politik di tengah-tengah masyarakat dan momok pula bagi balon terkait. Karenanya, meski asumsi publik seketika dapat berubah, namun tak dapat dipungkiri kejelian dan kepekaan masyarakat menanggapi kiprah politik sangat menentukan. Sangat diharapkan suara rakyat kali ini dapat menjadi penentu perubahan perkembangan sosial ekonomi masyarakat Kota Sibolga kedepan," tandasnya.(metrosiantar.com)

0 komentar:

Posting Komentar